Jumat, 23 Oktober 2015

Sampai Dimanakah?

oleh : kang Imam Al-Jabluk

Engkau dan aku batu
Tidak mencair seperti es
Kita saling melempar canda
Namun berakhir hati yang terluka

Hidup penuh dusta
Menutupi rasa yang disembunyikan
Kita sering terbakar oleh api
Dan menjadi bara yang terus menyala

Ketika jauh terpisah,
Ego pun saling membuncah.
Ketika bibir saling menyentuh,
Surga itu begitu dekat, deras membasuh.

Kita tidak pernah mau sadar
Tidak mau terbangun dari mimpi
Masih banyak yang belum kita temukan
Rerupa haruman, di taman yang kita ciptakan

Tidak ada yang ingin saling mengakhiri
Semua yang terjadi dianggap sebagai uji
Kita memang terlalu memaksakan
Sampai dimana ujung dari segala ujian.




وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

"Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta". (Al-Quran Surat Al-Ankabuut Ayat 3).


لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَا

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat 286).

Sabtu, 19 Juli 2014

Anna Aina Roosda

oleh : kang Imam Al-Jabluk

Anna,
Laksa pucuk perdu Camellia
Ditiup lembutnya desir pawana
Menyentuh sejuk rambutku yang kusut
Menghempas bias kerudungmu yang kontras

Kubiarkan asmara merantai membaja
Hingga kerasnya tak dapat lagi ku tempa
Menjadikannya jeruji, lapir bertali
Kala kembara meniti elegi

Telah ku gagahi rimbanya hutan
Telah ku renangi  bentangnya lautan
Namun di sisi sepi aku ketakutan
Akan jawaban yang belum aku tanyakan

Bagaimana mungkin dapat ku usir
Akan seraut wajah yang selalu menyapaku ramah
Yang tersenyum anggun menatapku santun
Yang memancar pesona dibalik kerudung pupus jingga

Aku tahu, rasa cemas akan permudah diriku terjajah
Berdiri ditengah gelisah hanya membuatku kehilangan arah
Dan jika telah datang malammu tanpa bunga mimpi
Aku mulai khawatir dari sini

Didalam doa aku gelar kata-kata
Hanya kepadaNya lah tak dapat ku berdusta
Dibalik tabir hanya ada namamu yang terukir
Hingga seribu syair terasa fasih lembut di bibir

Dan tak terasa Ramadhan lalu terakhir bertemu
Ketika engkau masih berladang, di ujung bendang
Bertani ubi untuk bahan kajian studi
Di tanah setengah lunyah, di bukit belakang sekolah

Semenjak itu aku bermain dalam puisi
Diatas pena imajinasiku berdansa
Bertemakan senyum yang selalu engkau bagi
Yang tak perlu ditabur gula lagi

Anna,
Laksa pucuk perdu Camellia
Ditiup lembutnya desir pawana
Menyentuh sejuk rambutku yang kusut
Menghempas bias kerudungmu yang kontras
Disini aku hanyut laksana seekor semut
Yang teraduk-aduk senyum sembayanmu yang turut larut



Mandailing Natal, 19 Juli 2014

Jumat, 21 Maret 2014

RINDU

oleh : kang Imam Al-Jabluk

Dia telah menemuimu di masa lalu
Pun akan datang di masa mendatang
Ketika jauh dia membunuhmu
Ketika hilang dosa-dosa pun terbang.

 
Dia hadir atas nama takdir
Sebagai anugerah yang tak dapat kau pungkir
Sang Naafi' mengaruniakannya kepadamu
Dia adalah rasa yang sering kau sebut sebagai RINDU.


Aku percaya,
Ketika Sang Azali mencipta kala
Aku takkan dapat menghitung

Seberapa dalam rindu yang telah kau bendung.

Telah engkau punguti
Hari-hari yang telah engkau lalui.
Namun, jika itu menyakitkan
Biarkan semua kenangan kandas terhunus zaman.

Rabu, 19 Maret 2014

KAMU KEMANA ?

oleh : kang Imam Al-Jabluk

Kuratapi sembunyi atas bisu yang menguji
Ayal janji merajami harapan mengikis hari
Majas sembilu menjadi doa sesal serapahku
Uraikan air mata nestapa pada alpa hadirmu

Kembara bijaksana tak lagi kutapaki
Elegi asmara yg kuludahi kembali kupunguti
Mengecapi hari-hari dimana kucumbu aroma tubuhmu
Anyir-anyir dosa pun kembali meretaskan rindu
Noktah renjana yang dulu kau cipta membuatku tak berdaya
Akankah biji khuldi itu kembali terlumat bersama
???

Rabu, 18 Desember 2013

Bunga


lirik & lagu : kang Imam Al-Jabluk

Bunga, janganlah lagi kau mengangis
Kuntum yang telah patah takkan turut bersemi
Bunga, janganlah lagi kau bersedih
Cinta yang dulu singgah esok pasti terganti

Bunga, janganlah lagi kau ratapi
Jangan berdiam diri, masa depan menanti
Bunga, coba buka kedua bola matamu
Ada aku di sini yang 'kan menemanimu
Bunga,,, Bunga,,, Percayalah !

Pegang pundakku, Bunga, kala tak tahu arah
Percaya aku, Bunga, semua 'kan baik saja
Buang gundah yang ada, beranjaklah dewasa
Kerana kita semua hidup di dunia tak lepas dari fana
Yang berbuah duka, kecewa dan bahagia

Bunga, lekas senyum dan berseri
Seperti matahari yang menyinari Bumi
Bunga, lekas mekar dan mewangi
Sambut sapa renjana dan mulailah bernyanyi

Ending :   Bunga, pancarkanlah pesona, jangan lagi sembunyi
    Ada aku di sini yang 'kan menemanimu

"Jika kuntum telah mekar, seantero keindahan akan terlihat darinya... Percayalah, Bunga !"

http://soundcloud.com/kang-jabluk/bunga 

Minggu, 01 September 2013

Mars Faperta Unpad


 lirik, lagu & sajak : kang Imam Al-Jabluk

Berdiri dengan ridhaMu Rabbi
Mengabdi tulus padamu negeri
Padjadjaran Universitas kami
Fakultas Pertanian tempat ku timba ilmu pasti

Jasamu Pertanian ku hargai
Almamater yang ku junjung tinggi
Didik putra-putri ibu pertiwi
Menjadi para pemimpin jujur, luhur dan berbakti

Ode :
Kepadamu mahasiswa-mahasiswi
Kobarkanlah semangat tungku-tungku api
Janganlah pernah padam cita-cita para generasi
Tunjukkanlah, bahwa kita mampu dan berani
Buktikanlah, bahwa kita adalah harapan masa depan negeri
Untukmu para pengabdi, untuk Indonesia yang kita cintai

Rabu, 28 Agustus 2013

Tinggal Namamu Yang Ada


 lirik & lagu  : kang Imam Al-Jabluk

Jalan yang panjang
Jauh di depan
Kuatkah aku berjalan
Tanpamu kawan
Telanjang disiram hujan
Terasa lisut dan pincang

Kini tiada
Tegur cengkrama
Bernyanyi, berbagi suka dan duka
Semua telah sirna
Terkubur tertutup mata
Tinggal namamu yang ada

Reff :     Andai waktu terus berjalan
Tanpa adanya kehilangan
Haruskah menjadi ceritera
Yang mengurai air mata

Rindu terasa
Sebak di dada
Semua terbawa sepi menyiksa
Hanyalah doa
Pada Yang Kuasa
Semoga dapat kau terima

Reff :     Andai waktu terus berjalan
Tanpa adanya kehilangan
Haruskah menjadi ceritera
Yang mengurai air mata

Kini tiada
Tegur cengkrama
Bernyanyi, berbagi suka dan duka
Hanyalah doa
Pada Yang Kuasa
Semoga dapat kau terima

Kamis, 01 Agustus 2013

Humaniora


oleh : kang Imam Al-Jabluk
Apalah arti dari tabah
Bila segala upaya tak berbuah
Tak perlu lagi mengungkit sejarah
Aku sudah hafal segala petuah

Waktu demi waktu berlalu
Kehidupan nyata memutarkan ceritera
Aku melihat dunia menggelar sandiwara
Drama yang dimainkan membuatku bertanya-tanya
Duduk sama rata hanyalah peribahasa
Pada kenyataannya hidup manusia itu berkasta-kasta

Aku tak membencimu
Pun hormat dan sayangku tulus kepadamu
Tolong berilah aku kesempatan
Berilah kedua orang tuaku kebahagiaan
Seperti apa yang mereka cita-citakan

Mungkin aku sudah terlalu lama berhias
Bercermin pada air yang mengalir begitu deras
Nasi pun telah menjadi bubur
Benarkah aku termasuk orang yang tak pandai bersyukur?

Kamusmu tak bisa ku terjemah
Mungkin butuh berwindu-windu untuk artikan satu kata

Haruskah semua tunduk pada peraturan,
Bila pelanggaran terbeli dengan belas kasihan
Apalah arti bijak,
Bila kesempatan itu datangnya sepihak.
Kepadamu aku bertanya

Jumat, 19 April 2013

Philia

oleh : kang Imam Al-Jabluk
                                
Cinta, seperti api di dadaku
Bahangnya membuat hati menjadi abu
Keringat pun bersimbah di seluruh jasadku
Padahal siang sudah begitu lama berlalu

Pulanglah cinta,
Jika hanya singgah tanpa mengajakku berhijrah.
Pulanglah sebelum tirai hati ini tergubah
Dan jika kau malah tersiksa olehnya, jangan harap bisa kau bantah

Kamis, 14 Maret 2013

Senandung Harapan


lirik & lagu : kang Imam Al-Jabluk

Gubahan lagu
Di hening malam
Terpancing bintang
Sambut sang bulan

Duduk termenung
Indah lamunan
tawang benderang
Menugur harapan

Tinggi melayang
Harapkan Tuhan
Tuhan, Tuhan,
Tuhan, Tuhan,
Tuhan, Tuhan,
Tuhan oh Tuhan

Di setiap sujud, sejuk Kau teduhi
Di setiap gawal, Kau tunjang berdiri
Hanya pada-Mu ku hambakan diri
Tuhan oh Tuhan

Syair serindai
Bagai serunai
Sejukkan padang
Dinginkan bahang

Sebak merembah
Munajat malam
Lirih menyambang
Menugur harapan

Tinggi melayang
Harapkan Tuhan
Tuhan, Tuhan,
Tuhan, Tuhan,
Tuhan, Tuhan,
Tuhan oh Tuhan

Di setiap sujud, sejuk Kau teduhi
Di setiap gawal, Kau tunjang berdiri
Hanya pada-Mu ku hambakan diri

Selasa, 12 Maret 2013

Naskah di Ratu Malam

Syair & lagu : kang Imam Al-Jabluk

Malam-malam nan sayu terlelap tidurmu berselimut rindu
Dewi-dewi selalu mendendangkan lagu, menguraikan sendu
Bunga-bunga nan layu memahitkan madu dan kumbang pun ragu
Embun-embun pun beku menyapa sang waktu, subuh pun berlalu
Waktu-waktu berlalu mengikis langitku campakkan bumiku

Jumat, 08 Maret 2013

Cinta Tak Sebahu

lirik & lagu : kang Imam Al-Jabluk

Sinar di ufuk hilang
Tiada cahaya terang
Rengkuh jiwa yang malang penuh bimbang

Angin berdesir syahdu
Dengarkan keluhanku
Tiada jawab yang meyakinkanku

Pernah ku dekati mu
Tuang isi hatiku
Namun kau malah berpaling dariku

Gugusan bintang tunduk
Zahirkan cipta haru
Iba kerana cinta tak sebahu

Andaikan ku sang rembulan
Ku terangi kau dalam kegelapan
Namun aku tak berdaya
Kerana aku bukan yang kau damba

Musnahlah harapan
Tinggalkan kepedihan
Yang mendalam

Oh Tuhan berikan
Diriku kekuatan
Tuk menahan luka
Yang sedang kurasakan

Tinggallah sendiri
Rasakan rindu sepi
Yang terjadi

Musnahlah harapan
Tinggalkan kepedihan
Menyisakan luka
Yang sedang ku rasakan