Rabu, 28 September 2011

Melati di Seberang Telaga Biru

oleh : kang Imam Al-jabluk

Terlalu tinggi gunung ku daki
Terlalu luas samudera ku sebrangi
Terlalu jauh pelabuhan ku renangi
Terlalu singkat waktu ku lalui
Disaat ini ku hanya ingin sendiri
Tanpa memikirkan belas kasih cinta yang kau tanam di hati

            Ku biarkan semua waktu berlalu
Tanpa singgah menggubah hatiku yang pilu
Belai asa yang ku titipkan padamu
Menyingkap tabir rahasia yang samar sendu
Seperti puisi hijau yang berubah menjadi biru
Atau seorang aradea yang mengharap ratu

Ku tahu kasta kita berbeda
Apakah ini pembatas cinta kita?
Aku memang tak peduli dengan etika, estetika dan logika
Karena itu aku menjadi buta
Tuhan, apa ini perbuatan dosa?
Tapi apa daya, dihatiku hanya ada dia

            Izinkan aku mencium tanganmu
            Damaikan hatiku yang ragu
            Mengumbar senyuman yang teriring dengan lagu
            Walau engkau melati di seberang telaga biru
            Harum mu akan tercium dan ku ingat selalu
            Dan takkan terbesit cemas kau akan layu

4 komentar:

  1. semangat kang untuk raih cintanya, walau hanya seorang aradea yang jatuh cinta pada ratu istananya.(*_*)

    BalasHapus
  2. ngahatur rebu nuhun lak saketik kabingahan...
    suratan takdir itu tergores berkat rahmat sanghyang widi...
    tabir rahasia pun akan terbuka ketika kita sudah menjalaninya...
    asiiiiik...(so bijak aink)

    BalasHapus
  3. apresiasi dr sebuah seni dlm bentuk tulisan (walwpun itu pengalaman pribadi)...trs berkarya wahai guru!!!
    *jika kau mampu goreskan penggalan kisah yang kelam,maka kau mampu juga ukirkan penggalan kisah perlawanan sebagai tanda kebangkitanmu dr ketidak beruntungan yang bisa menjadi hikmah...apakah guru bisa?
    -irpan return-

    BalasHapus
  4. ngahatur rebu nuhun lak saketik kabingahan kanggo kang irpan..
    jika aku mampu akan kulakukan dan ku tulis di perada dengan tinta darahku, dan ku pahat sebuah batu menjadi batu mulia yang berkilauan.. *lebay
    ingat kah pesanku?
    pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan alay.

    BalasHapus