Jumat, 02 Maret 2012

Kangen

 oleh : kang Imam Al-Jabluk

Hari Sabtu kau berkunjung ke rumahku
Kau ketuk-ketuk pintu, namun aku sedang tidak ada
Kau mencari tahu ke tetangga, mereka menyuruhmu datang lagi esok saja.

Hari Minggu kau kembali untuk bertamu
Kau ketuk-ketuk lagi pintu rumahku, namun aku masih tidak ada
Kau pun pulang dengan rasa kecewa dan meninggalkan pesan di atas meja.

Hari Senin yang tak ada angin namun udara hangat terbunuh dingin
Kau kembali dengan sedikit menggerutu sambil mengetuk-ngetuk pintu, namun aku masih belum juga ada
Lalu kau lihat pesanmu di atas meja yang masih belum ku baca, kau pun menggeleng-gelengkan kepala dengan beberapa nafas panjang yang kau hela.

Hari Selasa kau melihat jendela kamarku terbuka
Segera kau mendekat lalu tak ragu mengetuk pintu, namun jawabannya sama, aku belum juga ada
"Ada apa dengan dia? kesombongannya melebihi seorang raja", gumammu dalam kesal yang menyela.

Rabu dengan hati penuh ragu namun terbunuh oleh tebalnya rindu
Terburu-buru kau ketuk keras-keras pintu rumahku, dan jawabannya pun masih sama, aku masih belum kunjung ada
Sepertinya kesabaranmu sedikit mulai sirna, kau pun pulang dengan rona wajah merah menyala.

Kamis dengan sedikit gerimis, disela mendung dan sinar matahari yang hampir mulai habis
Kau tidak lagi mengetuk pintu, benakmu menduga sepertinya aku tidak akan pernah ada
Kau hanya berdiri didepan pintu sejenak lalu berlalu begitu saja dan tak pernah lagi kembali untuk selama-lamanya.

Hari Jumat, pintuku tak lagi tertutup rapat, rumahku kini ramai dikunjungi para pelayat
Tapi yang mereka lihat hanyalah aku yang sudah terbujur menjadi mayat
Sekarang aku benar-benar sudah tiada dan tidak akan pernah lagi ada
Namun sayang, sekarang giliran kau disini yang tak ada 
Dan berita ini pun tak pernah sampai  dan terdengar olehmu ditelinga
Biarlah duka ini tetap menjadi rahasia agar kau tak memberikanku titikan air mata
Biarlah aku menjadi seseorang yang selalu hidup dimatamu, dipikiranmu, dikehidupanmu, dihatimu...

Hanya seribu maaf yang tak terucap aku tujukan padamu, karena aku tak bisa datang untuk berkunjung ke rumahmu lagi, selamanya... 
Dan...
SAYONARA...