Rabu, 18 Desember 2013

Bunga


lirik & lagu : kang Imam Al-Jabluk

Bunga, janganlah lagi kau mengangis
Kuntum yang telah patah takkan turut bersemi
Bunga, janganlah lagi kau bersedih
Cinta yang dulu singgah esok pasti terganti

Bunga, janganlah lagi kau ratapi
Jangan berdiam diri, masa depan menanti
Bunga, coba buka kedua bola matamu
Ada aku di sini yang 'kan menemanimu
Bunga,,, Bunga,,, Percayalah !

Pegang pundakku, Bunga, kala tak tahu arah
Percaya aku, Bunga, semua 'kan baik saja
Buang gundah yang ada, beranjaklah dewasa
Kerana kita semua hidup di dunia tak lepas dari fana
Yang berbuah duka, kecewa dan bahagia

Bunga, lekas senyum dan berseri
Seperti matahari yang menyinari Bumi
Bunga, lekas mekar dan mewangi
Sambut sapa renjana dan mulailah bernyanyi

Ending :   Bunga, pancarkanlah pesona, jangan lagi sembunyi
    Ada aku di sini yang 'kan menemanimu

"Jika kuntum telah mekar, seantero keindahan akan terlihat darinya... Percayalah, Bunga !"

http://soundcloud.com/kang-jabluk/bunga 

Minggu, 01 September 2013

Mars Faperta Unpad


 lirik, lagu & sajak : kang Imam Al-Jabluk

Berdiri dengan ridhaMu Rabbi
Mengabdi tulus padamu negeri
Padjadjaran Universitas kami
Fakultas Pertanian tempat ku timba ilmu pasti

Jasamu Pertanian ku hargai
Almamater yang ku junjung tinggi
Didik putra-putri ibu pertiwi
Menjadi para pemimpin jujur, luhur dan berbakti

Ode :
Kepadamu mahasiswa-mahasiswi
Kobarkanlah semangat tungku-tungku api
Janganlah pernah padam cita-cita para generasi
Tunjukkanlah, bahwa kita mampu dan berani
Buktikanlah, bahwa kita adalah harapan masa depan negeri
Untukmu para pengabdi, untuk Indonesia yang kita cintai

Rabu, 28 Agustus 2013

Tinggal Namamu Yang Ada


 lirik & lagu  : kang Imam Al-Jabluk

Jalan yang panjang
Jauh di depan
Kuatkah aku berjalan
Tanpamu kawan
Telanjang disiram hujan
Terasa lisut dan pincang

Kini tiada
Tegur cengkrama
Bernyanyi, berbagi suka dan duka
Semua telah sirna
Terkubur tertutup mata
Tinggal namamu yang ada

Reff :     Andai waktu terus berjalan
Tanpa adanya kehilangan
Haruskah menjadi ceritera
Yang mengurai air mata

Rindu terasa
Sebak di dada
Semua terbawa sepi menyiksa
Hanyalah doa
Pada Yang Kuasa
Semoga dapat kau terima

Reff :     Andai waktu terus berjalan
Tanpa adanya kehilangan
Haruskah menjadi ceritera
Yang mengurai air mata

Kini tiada
Tegur cengkrama
Bernyanyi, berbagi suka dan duka
Hanyalah doa
Pada Yang Kuasa
Semoga dapat kau terima

Kamis, 01 Agustus 2013

Humaniora


oleh : kang Imam Al-Jabluk
Apalah arti dari tabah
Bila segala upaya tak berbuah
Tak perlu lagi mengungkit sejarah
Aku sudah hafal segala petuah

Waktu demi waktu berlalu
Kehidupan nyata memutarkan ceritera
Aku melihat dunia menggelar sandiwara
Drama yang dimainkan membuatku bertanya-tanya
Duduk sama rata hanyalah peribahasa
Pada kenyataannya hidup manusia itu berkasta-kasta

Aku tak membencimu
Pun hormat dan sayangku tulus kepadamu
Tolong berilah aku kesempatan
Berilah kedua orang tuaku kebahagiaan
Seperti apa yang mereka cita-citakan

Mungkin aku sudah terlalu lama berhias
Bercermin pada air yang mengalir begitu deras
Nasi pun telah menjadi bubur
Benarkah aku termasuk orang yang tak pandai bersyukur?

Kamusmu tak bisa ku terjemah
Mungkin butuh berwindu-windu untuk artikan satu kata

Haruskah semua tunduk pada peraturan,
Bila pelanggaran terbeli dengan belas kasihan
Apalah arti bijak,
Bila kesempatan itu datangnya sepihak.
Kepadamu aku bertanya

Jumat, 19 April 2013

Philia

oleh : kang Imam Al-Jabluk
                                
Cinta, seperti api di dadaku
Bahangnya membuat hati menjadi abu
Keringat pun bersimbah di seluruh jasadku
Padahal siang sudah begitu lama berlalu

Pulanglah cinta,
Jika hanya singgah tanpa mengajakku berhijrah.
Pulanglah sebelum tirai hati ini tergubah
Dan jika kau malah tersiksa olehnya, jangan harap bisa kau bantah

Kamis, 14 Maret 2013

Senandung Harapan


lirik & lagu : kang Imam Al-Jabluk

Gubahan lagu
Di hening malam
Terpancing bintang
Sambut sang bulan

Duduk termenung
Indah lamunan
tawang benderang
Menugur harapan

Tinggi melayang
Harapkan Tuhan
Tuhan, Tuhan,
Tuhan, Tuhan,
Tuhan, Tuhan,
Tuhan oh Tuhan

Di setiap sujud, sejuk Kau teduhi
Di setiap gawal, Kau tunjang berdiri
Hanya pada-Mu ku hambakan diri
Tuhan oh Tuhan

Syair serindai
Bagai serunai
Sejukkan padang
Dinginkan bahang

Sebak merembah
Munajat malam
Lirih menyambang
Menugur harapan

Tinggi melayang
Harapkan Tuhan
Tuhan, Tuhan,
Tuhan, Tuhan,
Tuhan, Tuhan,
Tuhan oh Tuhan

Di setiap sujud, sejuk Kau teduhi
Di setiap gawal, Kau tunjang berdiri
Hanya pada-Mu ku hambakan diri

Selasa, 12 Maret 2013

Naskah di Ratu Malam

Syair & lagu : kang Imam Al-Jabluk

Malam-malam nan sayu terlelap tidurmu berselimut rindu
Dewi-dewi selalu mendendangkan lagu, menguraikan sendu
Bunga-bunga nan layu memahitkan madu dan kumbang pun ragu
Embun-embun pun beku menyapa sang waktu, subuh pun berlalu
Waktu-waktu berlalu mengikis langitku campakkan bumiku

Jumat, 08 Maret 2013

Cinta Tak Sebahu

lirik & lagu : kang Imam Al-Jabluk

Sinar di ufuk hilang
Tiada cahaya terang
Rengkuh jiwa yang malang penuh bimbang

Angin berdesir syahdu
Dengarkan keluhanku
Tiada jawab yang meyakinkanku

Pernah ku dekati mu
Tuang isi hatiku
Namun kau malah berpaling dariku

Gugusan bintang tunduk
Zahirkan cipta haru
Iba kerana cinta tak sebahu

Andaikan ku sang rembulan
Ku terangi kau dalam kegelapan
Namun aku tak berdaya
Kerana aku bukan yang kau damba

Musnahlah harapan
Tinggalkan kepedihan
Yang mendalam

Oh Tuhan berikan
Diriku kekuatan
Tuk menahan luka
Yang sedang kurasakan

Tinggallah sendiri
Rasakan rindu sepi
Yang terjadi

Musnahlah harapan
Tinggalkan kepedihan
Menyisakan luka
Yang sedang ku rasakan

Selasa, 26 Februari 2013

Masih Ingatkah Kamu Cut?

oleh : kang Imam Al-Jabluk

Duduk bersantai di bangku bersama kawan-kawan baru
Yang baru saja kenal beberapa pekan yang lalu
Sama-sama merasa masih bingung dengan keterasingan suasana yang baru
Lalu dengan tiba-tiba datanglah beberapa senior yang sok akrab dengan gaya sedikit tidak tahu malu
Mengajak sedikit berbincang tentang langit yang tidak selalu biru
Mereka meminta juniornya memperkenalkan diri satu-persatu
Dengan rasa canggung, ragu dan rona wajah tersipu malu
Kau pun memberanikan diri untuk memperkenalkan dirimu
Cut Putri Pohan itulah nama yang tertutur dari bibirmu
Dan tak terasa peristiwa itu sudah hampir satu-setengah tahun telah berlalu.
Masih ingatkah kamu?
Dan kemarin di tempat yang sama aku ingin menguji daya ingatmu
Setelah disapa, sepertinya kau telah lupa dengan peristiwa itu.
Semoga kau bisa ingat kembali dik,
Kabarmu aku tunggu...

Jumat, 25 Januari 2013

Garut, 3 Yanuarti 2012

lirik & lagu : kang Imam Al-Jabluk

Setahun sudah
Berlalu sebuah cerita
Tentang kau dan aku
Yang pergi ke luar kota

Membela seorang wanita
Yang belum tentu mencinta
Layani gejolak rasa
Berharap ia membalasnya

Maafkan kawan
Kau telah menjadi korban
Yang harus ku tipu
Agar kau ikut denganku

Mengantarkanku kesana
Ke tempat ia berada
Yang tak tahu alamatnya
Agar kau tak taruh curiga

Angin malam
Merasuk ke dalam tubuhku
Ia pun diam
Dan tak kunjung balas pesanku

Sinar rembulan
Temani saat menunggu
Hingga kau jemu dan bosan
Luapkan kesal menggerutu

Tolonglah aku
Tolonglah aku
Yang telah bosan menunggu
Maafkan aku
Maaf aku
Yang telah mengajakmu
Tak mungkin kembali
Setelah jauh kesini
Tolonglah aku
Tolong aku
Yang cintanya menunggu
Selalu

Ayu wajahnya
Lembut pula tutur katanya
Wajar ku terlena
Rengkuh jiwa tuntun rasa

Mengantarkanku kesana
Ke tempat ia berada
Yang tak tahu alamatnya
Andalkan pesan dunia maya

Maafkan kawan
Ku telah menumbalkan kamu