oleh
: kang Imam Al-Jabluk
Hari Sabtu kau
berkunjung ke rumahku
Kau ketuk-ketuk
pintu, namun aku sedang tidak ada
Kau mencari tahu ke
tetangga, mereka menyuruhmu datang lagi esok saja.
Hari Minggu kau
kembali untuk bertamu
Kau ketuk-ketuk lagi
pintu rumahku, namun aku masih tidak ada
Kau pun pulang dengan
rasa kecewa dan meninggalkan pesan di atas meja.
Hari Senin yang tak
ada angin namun udara hangat terbunuh dingin
Kau kembali dengan
sedikit menggerutu sambil mengetuk-ngetuk pintu, namun aku masih belum juga ada
Lalu kau lihat
pesanmu di atas meja yang masih belum ku baca, kau pun menggeleng-gelengkan
kepala dengan beberapa nafas panjang yang kau hela.
Hari Selasa kau
melihat jendela kamarku terbuka
Segera kau mendekat
lalu tak ragu mengetuk pintu, namun jawabannya sama, aku belum juga ada
"Ada apa dengan
dia? kesombongannya melebihi seorang raja", gumammu dalam kesal yang
menyela.
Rabu dengan hati
penuh ragu namun terbunuh oleh tebalnya rindu
Terburu-buru kau
ketuk keras-keras pintu rumahku, dan jawabannya pun masih sama, aku masih belum
kunjung ada
Sepertinya
kesabaranmu sedikit mulai sirna, kau pun pulang dengan rona wajah merah
menyala.
Kamis dengan sedikit
gerimis, disela mendung dan sinar matahari yang hampir mulai habis
Kau tidak lagi
mengetuk pintu, benakmu menduga sepertinya aku tidak akan pernah ada
Kau hanya berdiri
didepan pintu sejenak lalu berlalu begitu saja dan tak pernah lagi kembali
untuk selama-lamanya.
Hari Jumat, pintuku tak lagi tertutup rapat,
rumahku kini ramai dikunjungi para pelayat
Tapi yang mereka
lihat hanyalah aku yang sudah terbujur menjadi mayat
Sekarang aku
benar-benar sudah tiada dan tidak akan pernah lagi ada
Namun sayang,
sekarang giliran kau disini yang tak ada
Dan berita ini pun
tak pernah sampai dan terdengar olehmu ditelinga
Biarlah duka ini
tetap menjadi rahasia agar kau tak memberikanku titikan air mata
Biarlah aku menjadi
seseorang yang selalu hidup dimatamu, dipikiranmu, dikehidupanmu, dihatimu...
Hanya seribu maaf
yang tak terucap aku tujukan padamu, karena aku tak bisa datang untuk
berkunjung ke rumahmu lagi, selamanya...
Dan...
SAYONARA...
kang ko agak ngeri ya baca ini, sedih2 merinding gimanaa gt, kepikiran aja hal kaya gini
BalasHapusmungkin aku sudah bosan membaca/melihat/mendengar yg ujung2 nya happy ending kerana dalam kehidupan nyata justru tidak selalu demikian, kenapa kita mesti menutupi kisah yg ujung nya bad ending? padahal banyak yg mesti dipetik dari kisah yg ujung nya bad ending agar menjadi referensi untuk menuju kebahagiaan....
BalasHapusaku ingatkan kembali padamu kawan, di dunia ini hanya ada satu yang abadi yaitu ketidakabadian...
(so' bijak biar ganteng),hehe
terimakasih sudah mampir kawanku mpok nissa.....
membaca yang ini pada akhir cerita gw selalu menarik nafas agak dalam dan terasa agak sesak pada rongga dada.. membayangkan teman seperjuangan meninggal sudah cukup menyiksa. tapi gw berdoa supaya gw yang duluan pada saatnya.. sayonara..
BalasHapussimpan saja doa mu yg tak berguna itu, lebih baik kau doakan aku supaya aku ditangisi para wanita kerana keinginannya untuk memiliki diriku, aku sudah bosan mengejar satu burung dara yg membuatku gila namun tak dapat aku membuatkannya sangkar, aku marah, aku takut, aku gemetar, rasanya aku tak ada harganya...
Hapusseperti mati berulangkali, pula ucapkan sayonara berulangkali, tp tak ada darah yg mengalir ke ulu hati,, aku bosan, aku ingin bahgia...
Sereeemmmm abiiiiiisssss...
BalasHapusdibikin film ftv ya sukro kayaknya sadap...hehehe
Hapussadap sekali.
BalasHapustapi mending dibikin film pendek aja biar jero pisan.
hahaha
atuh pendek2 teuing mah sarua jeung iklan...hahaha
Hapustp mantab sukro...