oleh : kang Imam
Al-jabluk
Hari ini entah mengapa namamu bertasbih di nurani
Meninggalkan bayang raut dari paras tatapmu yang
bertubi
Berarak tanya terbesit di hati
Akankah engkau memendam sebuah rasa simpati?
Apakah dia mengetahui perasaan yang ku peram?
Yang selalu ku baca di setiap kelam
Meronta asa yang tak pernah padam
Bagai awak yang takut kapal nya karam
Wahai isteri yang ku sanjung
Berilah aku bunga walau setangkai tanjung
Tanda ada seberkas harapan yang selama ini menggantung
Membuka ikatan sarit yang merantai di relung
Sebut saja dinda itu Ria Melati
Yang hampir selalu ku puja bak seorang dewi
Untukmu setiap hari tercipta sebongkah puisi
Karena ku tahu mencintaimu adalah sebuah seni
kang,kayanya cintanya subhanallah sekali. bahagia kiranya sanjungan akang atas si andinda.
BalasHapusah inspirasi itu kan tidak hanya diangkat dari kisah nyata tapi dari khayalan yang mengada-ngada juga sah-sah saja...
BalasHapusbang, jadi penasaran ama bait "Sebut saja dinda itu "Ria Melati" Yang hampir selalu ku puja bak seorang dewi".. bisa di post-in potonya bang??
BalasHapusbung bang bang bang, sim kuring jadi siga batak kieu. sebut saja saya mawar...
BalasHapusaduh saya hanya punya perizinan nongkrongin nama beliau, seorang pujangga pun kadang suka berbohong mengenai isi dari karya dia dengan kehidupan realnya...
hmmm...kalau saya tongkrongin fotonya entar saya ditagih royalti sama beliau...hihihi
eh tadinya urg mau bikin "berilah aku kembang walau setangkai harendong", jadi teringat "gubuk perantauan desa cianjur yang dipenuhi nyanyian balada mitos udik rana". tapi teu nyocok kata2na uy...yyuuuuuuukkk