Jumat, 07 September 2012

SAMAR


oleh : kang Imam Al-Jabluk


Setelah pergi itu datang
kembalikan sirna yang telah hadir
jauh-jauh kini mendekat
memaksa ingat setelah lupa

Awan menggumpal namun tak kunjung hujan
hawa dingin menusuk kulit mencumbu langit
kehadirannya menjangkau jantung untuk berdebar
siapakah dia,,,siapakah dia,,,

Dia seperti ingin namun enggan
seperti mau namun ragu
seperti berangan namun sungkan
seperti punya hati namun tak berani

Apa yang terjadi?
semua itu seperti teka-teki
berputar-putar di kepala
membakar nafas yang dihela
rasa tak mampu lagi menduga
tafsir tak mampu lagi mengintip tabir

Seharusnya aku sadar dengan Qadar
dia ada namun dinyata maya
dia terasa namun dinyata hampa
seperti mekar namun kuncup
seperti mengalir namun tenang

Tuhan, jangan berikan aku pilihan
sebab aku tak bisa membaca samar
jika dia merah, tunjukkanlah merah
jangan beri aku abu-abu
kerana bias sering buat aku tertipu

2 komentar:

  1. bagaimana seorang lelaki tak berdaya dapat melangkah, jika tanpa harta maka keyakinan dan kegigihan adalah perangkat kendaraan kita bung.. kini dunia terlalu tebang pilih, melihat sisi strategis hanya untuk mencari bahagia bersama, sudah jarang yang mau bersikap dengan jiwa ketulusan, ketulusan menerima apa adanya.. aahh ketulusan.. mungkin hanya ada pada dongeng masa silam bung. yang tak siap maka bersiap - siaplah untuk berkemas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. itulah dunia, kadang membutakan salah satu matanya.. hanya kerana tak sebahu, mereka akan menilai orang itu seakan tak akan mempunyai masa depan...
      tapi biarlah, itu hak mereka, dan yg akan ku percaya bahwa dongeng itu masih ada, kerana aku sekarang berada di episode menyulam dunia...

      Hapus